BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menurut WHO (World Health
Organization) sehat adalah suatu keadaan berupa sejahtera fisik, mental dan
social secara penuh dan bukan semata-mata hanya terbebas dari penyakit dan
keadaan lemah tertentu. Apabila fisik dan mental individu sehat maka sedikit
kemungkinan terjadinya ganguan untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Jika
mental seseorang sehat, maka individu tersebut dapat terhindar dari
gejala-gejala ganguan dan penyakit jiwa, sehingga orang bisa menyesuaikan diri
dan dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang dimiliki. Dengan mental
yang sehat seseorang bisa berkembang secara maksimal.
Bipolar Disorder merupakkan kelainan
pada otak yang menyebabkan ketidak normalan pergantian mood energy ,level
aktivitas, dan kemapuan untuk mengerjakan aktivitas harian,. Bipolar memiliki
dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan ini bersifat episode yang cendrung
berulang menunjukan suasana perasaaan atau mood dan tingkat aktivitas yang
terganggu. Seseoang yang mengidap Bipolar Disolder biasanya sering merasa
euphoria berlebihan (mania) dan megalami depresi yang sangat berat. Prode mania
dan depresi ini biasa berganti dalam hitungan jam, mingggu mauooun bulan. Ini
semua tergantung masing-masing pengidap. Bipolar Disolder sering dialami oleh
remaja yang meranjak dewasa atau dewasa muda. Setidak nya setengah dari kasus
dimulai dari umur 25 tahun. Bipolar di disorder tidak mudah dikenali saat
kelainan ini dimulai gejalanya terlihat seprti masalah-masalah yang berbeda
tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
defenisi dari Kesehatan Mental?
2. Apakah
defenisi dari Sehat atau Normal?
3. Apakah
defenisi Abnormal?
4. Apakah
defenisi Bipolar Disorder?
5. Apa
saja Faktor Penyebab terjadinya Bipolar Disorder?
6. Apa
saja Gejala Bipolar Disorder?
7. Bagaimana
Cara untuk Mengatasi Bipolar Disorder?
C.
Tujuan
Makalah
1. Untuk
mengetahui defenisi dari Kesehatan
Mental.
2. Untuk
mengetahui dari Sehat atau Normal.
3. Untuk
mengetahui defenisi Abnormal.
4. Untuk
mengetahui defenisi Bipolar Disorder.
5. Untuk
mengetahui Faktor Penyebab terjadinya Bipolar Disorder.
6. Untuk
mengetahui Gejala Bipolar Disorder.
7. Untuk
mengetahui Cara untuk Mengatasi Bipolar Disorder.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi
Kesehatan Mental
Kesehatan
mental menurut WHO merupakan status kesejahteraan dimana setiap orang dapat
menyadari secara sadar terkait kemampuan dirinya, kemudian dapat mengatasi
berbagai tekanan dalam kehidupannya, dan dapat bekerja secara produktif yang
berimbas pada kemampuan dirinya dalam memberi kontribusi pada lingkungan
sekitar.
Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya
untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya
tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika
ditemukan bahwa Islam amat kaya dengan tuntunan kesehatan. Namun demikian para
ahli belum ada kesepakatan terhadap batasan atau definisi kesehatan mental
(mental healt). Hal itu disebabkan antara lain karena adanya berbagai sudut
pandang dan sistem pendekatan yang berbeda.
Zakiah Daradjat dalam pidato pengukuhannya
dalam pidati pengukuhannya sebagai guru besar kesehatan jiwa di IAIN ‘Syarif
Hidayatullah Jakarta’ mengemukakan empat buah rumusan kesehatan jiwa yang yang
lazim di anut oleh para ahli. Keempat rumusan tersebut di susun mulai dari
rumusan-rumusan yang khusus sampai yang umum :
1. Kesehatan
mental adalah terhindarnya orang dari gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari
gejala-gejala penyakit jiwa (psichose). Definisi ini banyak dianut di kalangan
psikiatri (kedokteran jiwa) yang memandang manusia dari sudut sehat atau
sakitnya.
2. Kesehatan
mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan
orang lain dan masyarakat serta lingkungan tempat ia hidup. Definisi ini tampaknya
lebih luas dan lebih umum daripada definisi yang pertama, karena dihubungkan
dengan kehidupan sosial secara menyeluruh. Kemampuan menyesuaikan diri
diharapkan akan menimbulkan ketenteraman dan kebahagiaan hidup.
3. Kesehatan
mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara
fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi
problema-problema yang biasa terjadi, serta terhindar dari kegelisahan dan
pertentangan batin (konflik). Definisi ini menunjukkan bahwa fungsi-fungsi jiwa
seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan harus saling
menunjang dan bekerja sama sehingga menciptakan keharmonisan hidup, yang
menjauhkan orang dari sifat ragu- ragu dan bimbang, serta terhindar dari rasa
gelisah dan konflik batin.
4. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan
perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi, bakat
dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan
diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa. Definisi
keempat ini lebih menekankan pada pengembangan dan pemanfaatan segala daya dan
pembawaan yang dibawa sejak lahir, sehingga benar-benar membawa manfaat dan
kebaikan bagi orang lain dan dirinya sendiri.
5. Kesehatan
mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh- sungguh antara fungsi-fungsi
kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan
lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk
mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Kartini Kartono
berpendapat ada tiga prinsip pokok untuk mendapatkan kesehatan mental, yaitu;
1. Pemenuhan kebutuhan pokok Setiap individu
selalu memiliki dorongan-dorongan dan kebutuhan- kebutuhan pokok yang bersifat
organis (fisik dan psikis) dan yang bersifat sosial. Kebutuhan-kebutuhan dan
dorongan-dorongan itu menuntut pemuasan. Timbullah ketegangan-ketegangan dalam
usaha pencapaiannya. Ketegangan cenderung menurun jika kebutuhan- kebutuhan
terpenuhi, dan cenderung naik/makin banyak, jika mengalami frustasi atau
hambatan-hambatan.
2. Kepuasan. Setiap orang menginginkan kepuasan,
baik yang bersifat jasmaniah maupun yang bersifat psikis. Dia ingin merasa
kenyang, aman terlindung, ingin puas dalam hubungan seksnya, ingin mendapat
simpati dan diakui harkatnya. Pendeknya ingin puas di segala bidang, lalu
timbullah Sense of Importancy dan Sense of Mastery, (kesadaran nilai dirinya
dan kesadaran penguasaan) yang memberi rasa senang, puas dan bahagia.
3. Posisi dan status social setiap individu
selalu berusaha mencari posisi sosial dan status sosial dalam lingkungannya.
Tiap manusia membutuhkan cinta kasih dan simpati. Sebab cinta kasih dan simpati
menumbuhkan rasa diri aman/assurance, keberanian dan harapan-harapan di masa
mendatang. Orang lalu menjadi optimis dan bergairah. Karenanya
individu-individu yang mengalami gangguan mental, biasanya merasa dirinya tidak
aman. Mereka senantiasa dikejar-kejar dan selalu dalam kondisi ketakutan. Dia
tidak mempunyai kepercayaan pada diri sendiri dan hari esok, jiwanya senantiasa
bimbang dan tidak imbang.
Ciri-Ciri Kesehatan Mental :
1. Sikap
kepribadian yang baik terhadap diri sendiri dalam arti dapat mengenal diri
sendiri dengan baik.
2. Pertumbuhan,
perkembangan, dan perwujudan diri yang baik.
3. Integrasi
diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan, dan tahan terhadap
tekanan- tekanan yang terjadi.
4. Otonomi diri
yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam atau kelakuan-kelakuan
bebas.
5. Persepsi mengenai
realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan, serta memiliki empati dan kepekaan
sosial.
6. Kemampuan
untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengannya secara baik.
B.
Defenisi
Sehat atau Normal
Fround Hawar: kesehatan adalah sebagai
suatu kondisi yang dalam keadaan
baik dari suatu organisme atau
bagiannya. Yang di cirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit.
Menurut Maslow
dan Mittelmann menyatakan pribadi yang normal dengan jiwa yang sehat dengan ciri-ciri:
a. Memiliki rasa aman yang tepat (sense of
security)
b. Memiliki penilaian diri (self evaluation) dan
wawasan ( insight) yang rasional
c. Memiliki spontanitas dan emosional yan tepat
d. Memiliki dorongan-doronga napsu yang sehat
e. Memiliki pengetahuan mengenai dirinya secara
objektif
f. Adanya sikap emansipasi yang sehat pada
kelompoknya.
C.
Defenisi
Abnormal
Abnormal adalah orang yang tingkah lakunya
sangat berbeda dari norma yang berlaku dalam suatu masyarakat atau pelangaran
borma social. Kreteria abnormal adalah :
1. Menyimpang dari norma statistik
Secara statistic
suatu gejala dinyatakan sebagai abnormal bila meyimpang dari mayoritas. Dengan
demikian orang yang jenius sama-sama abnormalnya dengan seorang idiot., sedang
orang jujur sama abnormalnya dengan komunitas yang tidak jujur.
2. Abnormal menurut konsepsi patologis
Berdasarkan
konsep ini tingkah laku individu dinyatakan tidak normal bila terdapat
symptom-simptom ( tanda-tanda) klinis tertentu misalnya ilusi,
halusinasi,fobia,sdt
3. Abnormal menurut konsepsi penyesuaia pribadi
Bila dalam
menghadapi masalah dirinya menunjukan kecemasan, kesedihan,ketakutan, dst. Yang
pada kahirnya malah tidak terpecahkan maka di katakana penyesuaian pribadinya
tidak baik.
4. Abnormal menurut konsepsi penderitaan/Tekana
Pribadi
Prilaku di angap
abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi
individu.tidak semua ganguan (disorder) menyebabkan distress. Misalnya psikopat
yang mengancam dan melukai orang lain tanpa menunjukan rasa bersalah atau
kecemasan.
5. Prilaku berbahaya
Prilaku yang
menimbulkan bahaya bagi orang itu sendiri maupun orang lain dapat di katakana
abnormal.
6. Abnormal menurut konsepsi Sosio-kultural
Jika penyesuaian
yang bersangkutan tidak mampu menagani
setiap masalah yang di hadapi dan menunjukan kecemasan, kesedihan dst
yang pada akhirnya masalahnya tidak terpecahkan bahwa di katakana penyesuaian
pribadinya tidak baik.
7. Abnormal menurut konsepsi Kematangan pribadi
Individu
mengalami Ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena abnormalitas
yang di deritanya. Misalnya pemakai narkoba di angap abnormal karena pemakaian
narkoba telah mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menjalankan fungsi
akademik social dan pekerjaan.
8. Gejala “salah suai” (malajudgement)
Abnormalitas di pandang sebagai ketidak
efektifan individu dalam menghadapi,menanggapi, menagani atau melaksanakan
tuntutan-tuntutan dari lingkungan fisik dan sosialnya maupun yang bersumber
dari kebutuhan sendiri.kreteria semacam ini jelas bersifat negative, artinya tidk
memperhitungkan fakta bahwa seorang individual dapat berpenyesuaian baik.
D.
Defenisi
Bipolar Disolder
Bipolar Disorder atau ganguan bipolar,
adalah sejenis penyakit psikologis, yang ditandai dengan berkurannya mood
(perasaan) yang sangat ekstrim,yaitu berupa depresi dan mania. Selain itu,
bipolar disorder di tandai dengan perubahan mood yang drastis. Istilah ini
(bipolar disorder) mengacu pada suasana hati penderitanya yang dapat berganti
secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan
(mania) dan kesedihan (depresi) yang ekstrim. Penyakit bipolar juga, juga
dikenal sebagai penyakit manic-depressive, yaitu penyakit otak yang menyebabkan
perubahan-perubahan yang tidak biasa pada suasana hati, energi, tingkat-tingkat
aktivitas, dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas harian.gejala-gejala dari
penyakit bipolar adalah keadaan suasana hati mereka yang berada dari naik dan
turun yang normal yang setiap orang melaluinya dari waktu ke waktu.
Setiap orang pada umumnya pernah mengalami
suasana hati yang baik (mood high) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan
tetapi, seseorang yang menderita bipolar disorder memiliki mood swings yang
ekstrim yaitu pola perasaan yang mudah berubah secara drastic. Suatu ketika,
seorang mengidap bipolar disorder bisa merasa sangat antusias dan bersemangat
(mania) namun, ketika mood-nya berubah buruk, ia bisa sangt depresi,
pesimis,nputus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri.
E.
Faktor-faktor
penyebab penyakit Bipolar Disorder
1. Genetika
Gen adalah
factor umum penyebab Bipolar Disorder (BD) seseorang yang lahir dari orang tua
yang saalah satunya mengidap penyakit BD memiliki resiko mengidap yang sama
besar 15-30% dan bila kedua orang tuanya mengidaap BD maka akaan50-75%
anak-anak beresiko mengidap BD. Namun tidak semua orang dengan kerentanan
mewarisi penyakit berkembang, yng menunjukkan bahwa gen bukanlah satu-satunya
penyebabnya.
2. Faktor
fisiologis
Faktor pemicu
yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau pristiwa-peristiwa pencapaian
tujuan (reward) dalam hidup. Contoh hubungan dari perseorang antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian
sahabat.sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus
sekolah, dan di pecat dari pekerjaan.
3. Faktor
biologis
Kelainan di otak
juga di angap dapat menjaadi penyebab penyakit ini.korteks prefrontal,
amygdale, dan hippocampus merupakan bagian dari otak yang terlibat dalam respon
emosi (mood) peneliti lain menunjukan ekspresi oligodeendrosit-myelin berkurang
pada otak penderita bipolar.seperti yang di ketahui oligodeendrosit-myelin menghasilkan membrane myelin yang membungkus
akson sehingga mampu mempercepat hantaran konduksi antar saraf. Bila jumlahnya
berkurang maka dapat di pastikan komunikasi antar saraf tidak berjalan dengan
lancer`
4. Lingkungan
a. Stress
peristiwa kehidupan stress dapat memicu ganguan bipolar pada seseorang dengan
kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan perubahan drastis atau
tiba-tiba baik atau buruk seperti akan menikah, akan pergi keperguruan tinggi,
kehilangan orang yang dicintai, dipecat.
b. Penyalah
gunaan zat
Meskipun
penyalah gunaan zat tidak menyebabkan ganguan bipolar, itu dapat membawa pada
sebuah episode dan memperburuk perjalanan penyakit.obat-obatan seperti
kokain,ekstasi,dan amphetamine dapat memicu mania, sedangkan alcohol dan obat
penenang dapat memicu depresi.
c. Obat-obat
tertentu
Terutama
obat-obatan anti depresan, bisa memicu mania. Obat lain yang dapat menyebabkan
mania termasuk obat flu over-the-counter, penekanan nafsu
makan,kafein,kortikosteroid,dan obat tiroid
d. Perubahan
Musim
Episode mania
dan depresi sering mengikuti pola musiman.manic episode lebih sering terjadi
selama musim panas, dan episode depresif lebih sering terjadi selama musim
dingin,musim gugur,dan musim semi (untuk Negara dengan 4 musim).
e. Kurang
Tidur
Rugi tidur
bahkan sesedikit melewatkan beberapa jam istirahat bisa memicu episode mania.
F.
Gejala-gejala
Bipolar Disolder
Ada
empat episode yang menandai penyakit Bipolar Disolder ini, yaitu episode
deprsi,mania,hipomania, dan campuran
a. Episode
Depresi
Gejala-gejala
dari tahap depresi bipolar disorder adalah sebagai berikut ini :
1) Kesedihan
dan menagis secara umum.
2) Mengalami
kesulitan tidur (insomnia) atau terlalu banyak tidur (hiporhypersomnolence).
3) Kehilangan
nafsu makandan penurunan nafsu makan dan sebaliknya.
4) Menarik
diri dari pergaulan, hilangnya rasa percaya diri.
5) Kehilangan
rasa suka terhadap hal-hal yang menyenangkan saat penderita dalam kondisi
normal.
6) Merasa
pesimis, ptus asa, tidak ada yang bersedia membantu, tidak bernilai atau
berharga. Dan tidak diinginkan.
7) Terjadi
konplikasi pada organ lainnya yang di sebabkan oleh sugesti yang buruk terhadap
kesehatannya
8) Memiliki
respon yang lambat saat berbicara, kesulitan untuk berkomunikasi,selalu berfikiran
yang tidak jelas dan bingung.
9) Perkejaan
dan hubungan interpersonal tergangu.
10) Merasa
tidakberdaya dan benar-benar berfikiran tentang cara membunuh diri sendiri.
Hampir semua penderita
Bipolar Disorder mempunyai fikiran tentang bunuh diri dan 30 % di antaranya
berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara.
b. Episode
Mania
Gejala-gejala
dari tahap Mania Bipolar Disorder adalah sebagai berikut:
1) Merasa
sangat bersemangat, penuh energy, dan siap untuk apa pun.
2) Berprilaku
agresif, intolera, terkadang membosankan,cepat marah, tidak asabaran serta
berprilaku ugal-ugalan.
3) Penurunan
kebutuhan untuk tidur karena selalu aktif beraktifitas.
4) Memiliki
rencana yang realistis,suka berlibur dan bersenang-senang serta peningkatan
hubungan seksual.
5) Kepercayaan
diri yang meningkat, tidak takut pada apa pun.
6) Suka
berbicara dengan cepat dan melompat dari subjek yang satu ke subjek yang lain.
7) Keputusan
tentang bisnis dan keuangan selalu terburu-buru tanpa memperhatikan akibatnya.
8) Memilih
pakaian dan make up yang mendukung suasana hatinya yang ceria
9) Hubungan
social dan pekerjaan terganggu.
10) Meminta
angota keluarga atau orang lain untuk memperhatikannya dan merasa tidak
memerlukan orang lain.
11) Mengalami
gejala psychotic yaitu delusion ( kepercayaan palsu) dan halusinasi ( melihat
atau mendengar sesuatu yang tidak nyata.
12) Muncul
banyak ide dan gagasan yang berlebihan dan terkesan muluk-muluk.
Menurut Weisbreg (1994)
perubahan mood memengaruhi motivasi untuk menghasilkan karya kreatif dari pada
proses kreaatif itu sendiri.seorang penderita Bipolar disorder yang berada pada
tahap mania cenderung lebih berani mengeluarkan fikirannya dari pada seseorang
tanpa Bipolar Disorder. Penyakit ini banyak ditemukan pada orang-orang yang
terlibat dalam dunia seni. Sejumlah artis, composer, dan penulis yang mempunyai
riwayat Bipolar Disorder dikenal dapat menghasilkan karya-karya yang baik.
Bahwa para sejarawan percaya bahwa Vincent Van Gogh mengidap Bipolar Disorder.
Keadaan mania dapat memicu kreatifitas terkait dengan adanya peningkatan
mood,pikiran yang muncul dengan tiba-tiba, dan kemamouan menghubunhubungkan ide
dan gagasan.
c. Episode
Hipomania
Tahap Hipomania
mirip dengan Mania. Perbedaan adalah penderita pada tahap ini merasa lebih
tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan
delusi. Hipomania sulit untuk di diagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan
biasa, tapi membawa resiko yang sama seperti mania. Gejala-gejala dari tahap
Hipomania Biplar Disorder adalah:
1) Bersemngat
dan penuh energi, muncul kreativitas.
2) Bersifat
optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif dan cepat marah.
3) Penurunan
kebutuhan untuk tidur.
d. Episode
Campuran (Mixed State Episode)
Dalam konteks
Bipolar Disorder, Mixed State adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan
depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan
energy yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlau lalang di
kepala, agresif, dan panic (mania) aka tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan
itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan
berfikiran negative terjadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi berganti
dan berulang-ulang dalam jangka waktu yang relative cepat.alkohol,narkoba, dan
obat-obat anti pedresan sering di konsumsi oleh si penderita saat brada pada
episode ini. Mixed State bisa menjadi episode yang paling membahayakan
penderita Bipolar Disorder. Pada episode ini penderita paling banyak memiliki
keinginan bunuh diri karena kelelahan, putusasa, delusi, dan halusinasi. Gejala
yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai
berikut :
1) Selalu
berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di
sekitarnya.
2) Memiliki
pandangan pribadi tentang kematian.
3) Mengkonsumsi
obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
4) Terkadang
lupa akan hutang dan tagihn seperti ; tagihan listrik,telepon dll.
G.
Cara-cara
untuk mengatasi Bipolar Disorder
1. Dapatkan
pendidikan tentang cara mengatasi ganguan. Pelajari sebanyak yang anda bisa
tentang bipolar. Semakin banyak anda taahu semakin baik andaa akan beraada
dalam membantu memulihkan anda sendiri
2. Jauhi
stress. Hindari stress tinggi dengan menjaga situasi keseimbangan antara
pekerjaan dan hidup sehat, dan mencoba teknik relaksasi seperti meditasi,yoga,
atau pernapasan dalam.
3. Mencari
dukungan. Sangat penting memiliki orang yang dapat anda berpaling untuk meminta bantuan dan dorongan. Coba lah
bercerita dengan teman yang bisa di percaya.
4. Buatlah
pilihan yang sehat. Sehat tidur,makan, dan berolahraga kebiasaan dapat
menstabilkan suasana hati anda.
5. Monitor
suasana hati.memperhatikan tanda-tanda bahwa suasana hati anda sedang
berayundiluar kendali sihingga anda dapat menghentikan masalah sebelum dimulai.
6. Psikotrapi
keluarga adalah di perelukaan untuk mengajarkan keluarga untuk ganguan mood
serius yang trerdapat terjadi pada anak-anak saat terjadinya stress keluarga
yang berat.beberapa jenis psikoterapi :
a. Coknitive
bhvioral therapy (CBT) membantu pennderita gangguan Bipolar untk memngubah pola
pikir dan prilaku negatif.
b. Family-focuset
therapy melibatkan ganggota keluarga. Terapi ini memfokus kan pada komunikasi
dan pemecahan masalah.
c. Interpersonal
and social rhythm therpay membantu penderita gangguan Bipolar meningkatkan
hubungan social dengan orang lain dan
mengatur aktifitas harian mereka.
d. Psychoeducation
mengajarkan pada penderita gangguan Bipolar megenai penyakit yang mereka derita
beserta dengan penata laksanaannya. Terapi ini membantu penderita mengenali
gejala awal dari episode baik manik maupun depresi sehingga mereka mendepatkan
terapi sedini mungkin.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ganguan mood merupakan suatu sindrom
yang terdiri dari tanda-tanda dan gejala-gejala yang berlangsung dalam hitungan
minggu hinga bulan yang mempengaruhi fungsi dan pola kehipan sehari-hari.
Kelain fundamental dari kelompok ganguan ini adalah perubahan suasana perasaan
(mood) atau efek, biasa kea rah defresi atau kea rah elasi ( suasana perasaan
yang meningkat). Faktor yang berperan sebagai penyebab ganguan mood adalah
faktor biologis faktor genetika dan faktor lingkungan.penatalaksaan untuk
ganguan mood adalah dengan terapi pisiko social dan farmakoterapi.
B.
Saran
Saran
yang dapat kami sampaikan kepada pembaca adalah semoga dengan adanya makalah
ini kita lebih bisa mengenal mengenai masalah yang terjadi dengan mood kita dan
agar tidak terjadi bipolar disorder maka perlu pengawasan sejak dini.
Daftar Pustaka
Carson, C,
Robert: Butcher, N, James. 1992. Abnormal Psychology and modrn life.
Daggreyanii.blogspot.com\2015\2.