Selasa, 31 Oktober 2017

makalah BIPOLAR DISORDER



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah suatu keadaan berupa sejahtera fisik, mental dan social secara penuh dan bukan semata-mata hanya terbebas dari penyakit dan keadaan lemah tertentu. Apabila fisik dan mental individu sehat maka sedikit kemungkinan terjadinya ganguan untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Jika mental seseorang sehat, maka individu tersebut dapat terhindar dari gejala-gejala ganguan dan penyakit jiwa, sehingga orang bisa menyesuaikan diri dan dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang dimiliki. Dengan mental yang sehat seseorang bisa berkembang secara maksimal.
           
            Bipolar Disorder merupakkan kelainan pada otak yang menyebabkan ketidak normalan pergantian mood energy ,level aktivitas, dan kemapuan untuk mengerjakan aktivitas harian,. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan ini bersifat episode yang cendrung berulang menunjukan suasana perasaaan atau mood dan tingkat aktivitas yang terganggu. Seseoang yang mengidap Bipolar Disolder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan megalami depresi yang sangat berat. Prode mania dan depresi ini biasa berganti dalam hitungan jam, mingggu mauooun bulan. Ini semua tergantung masing-masing pengidap. Bipolar Disolder sering dialami oleh remaja yang meranjak dewasa atau dewasa muda. Setidak nya setengah dari kasus dimulai dari umur 25 tahun. Bipolar di disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai gejalanya terlihat seprti masalah-masalah yang berbeda tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah defenisi dari  Kesehatan Mental?
2.      Apakah defenisi dari Sehat atau Normal?
3.      Apakah defenisi Abnormal?
4.      Apakah defenisi Bipolar Disorder?
5.      Apa saja Faktor Penyebab terjadinya Bipolar Disorder?
6.      Apa saja Gejala Bipolar Disorder?
7.      Bagaimana Cara untuk Mengatasi Bipolar Disorder?

C.    Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui defenisi dari  Kesehatan Mental.
2.      Untuk mengetahui dari Sehat atau Normal.
3.      Untuk mengetahui defenisi Abnormal.
4.      Untuk mengetahui defenisi Bipolar Disorder.
5.      Untuk mengetahui Faktor Penyebab terjadinya Bipolar Disorder.
6.      Untuk mengetahui Gejala Bipolar Disorder.
7.      Untuk mengetahui Cara untuk Mengatasi Bipolar Disorder.













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Defenisi Kesehatan Mental
      Kesehatan mental menurut WHO merupakan status kesejahteraan dimana setiap orang dapat menyadari secara sadar terkait kemampuan dirinya, kemudian dapat mengatasi berbagai tekanan dalam kehidupannya, dan dapat bekerja secara produktif yang berimbas pada kemampuan dirinya dalam memberi kontribusi pada lingkungan sekitar.
      Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya dengan tuntunan kesehatan. Namun demikian para ahli belum ada kesepakatan terhadap batasan atau definisi kesehatan mental (mental healt). Hal itu disebabkan antara lain karena adanya berbagai sudut pandang dan sistem pendekatan yang berbeda.
      Zakiah Daradjat dalam pidato pengukuhannya dalam pidati pengukuhannya sebagai guru besar kesehatan jiwa di IAIN ‘Syarif Hidayatullah Jakarta’ mengemukakan empat buah rumusan kesehatan jiwa yang yang lazim di anut oleh para ahli. Keempat rumusan tersebut di susun mulai dari rumusan-rumusan yang khusus sampai yang umum :
1. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psichose). Definisi ini banyak dianut di kalangan psikiatri (kedokteran jiwa) yang memandang manusia dari sudut sehat atau sakitnya. 
2. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan tempat ia hidup. Definisi ini tampaknya lebih luas dan lebih umum daripada definisi yang pertama, karena dihubungkan dengan kehidupan sosial secara menyeluruh. Kemampuan menyesuaikan diri diharapkan akan menimbulkan ketenteraman dan kebahagiaan hidup.
3. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik). Definisi ini menunjukkan bahwa fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan harus saling menunjang dan bekerja sama sehingga menciptakan keharmonisan hidup, yang menjauhkan orang dari sifat ragu- ragu dan bimbang, serta terhindar dari rasa gelisah dan konflik batin. 
4.  Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa. Definisi keempat ini lebih menekankan pada pengembangan dan pemanfaatan segala daya dan pembawaan yang dibawa sejak lahir, sehingga benar-benar membawa manfaat dan kebaikan bagi orang lain dan dirinya sendiri. 
5. Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh- sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.

Kartini Kartono berpendapat ada tiga prinsip pokok untuk mendapatkan kesehatan mental, yaitu;
1.   Pemenuhan kebutuhan pokok Setiap individu selalu memiliki dorongan-dorongan dan kebutuhan- kebutuhan pokok yang bersifat organis (fisik dan psikis) dan yang bersifat sosial. Kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan itu menuntut pemuasan. Timbullah ketegangan-ketegangan dalam usaha pencapaiannya. Ketegangan cenderung menurun jika kebutuhan- kebutuhan terpenuhi, dan cenderung naik/makin banyak, jika mengalami frustasi atau hambatan-hambatan.
2.   Kepuasan. Setiap orang menginginkan kepuasan, baik yang bersifat jasmaniah maupun yang bersifat psikis. Dia ingin merasa kenyang, aman terlindung, ingin puas dalam hubungan seksnya, ingin mendapat simpati dan diakui harkatnya. Pendeknya ingin puas di segala bidang, lalu timbullah Sense of Importancy dan Sense of Mastery, (kesadaran nilai dirinya dan kesadaran penguasaan) yang memberi rasa senang, puas dan bahagia.
3.   Posisi dan status social setiap individu selalu berusaha mencari posisi sosial dan status sosial dalam lingkungannya. Tiap manusia membutuhkan cinta kasih dan simpati. Sebab cinta kasih dan simpati menumbuhkan rasa diri aman/assurance, keberanian dan harapan-harapan di masa mendatang. Orang lalu menjadi optimis dan bergairah. Karenanya individu-individu yang mengalami gangguan mental, biasanya merasa dirinya tidak aman. Mereka senantiasa dikejar-kejar dan selalu dalam kondisi ketakutan. Dia tidak mempunyai kepercayaan pada diri sendiri dan hari esok, jiwanya senantiasa bimbang dan tidak imbang.
 Ciri-Ciri Kesehatan Mental :
1. Sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri dalam arti dapat mengenal diri sendiri dengan baik. 
2. Pertumbuhan, perkembangan, dan perwujudan diri yang baik. 
3. Integrasi diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan, dan tahan terhadap tekanan- tekanan yang terjadi.
4. Otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam atau kelakuan-kelakuan bebas. 
5. Persepsi mengenai realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan, serta memiliki empati dan kepekaan sosial. 
6. Kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengannya secara baik.

B.     Defenisi Sehat atau  Normal
      Fround Hawar: kesehatan adalah sebagai suatu kondisi  yang dalam keadaan baik  dari suatu organisme atau bagiannya. Yang di cirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit.
Menurut Maslow dan Mittelmann menyatakan pribadi yang normal dengan jiwa yang sehat  dengan ciri-ciri:
a.   Memiliki rasa aman yang tepat (sense of security)
b.   Memiliki penilaian diri (self evaluation) dan wawasan ( insight) yang rasional
c.   Memiliki spontanitas dan emosional yan tepat
d.   Memiliki dorongan-doronga napsu yang sehat
e.   Memiliki pengetahuan mengenai dirinya secara objektif
f.    Adanya sikap emansipasi yang sehat pada kelompoknya.

C.    Defenisi Abnormal
      Abnormal adalah orang yang tingkah lakunya sangat berbeda dari norma yang berlaku dalam suatu masyarakat atau pelangaran borma social. Kreteria abnormal adalah :
1.   Menyimpang dari norma statistik
Secara statistic suatu gejala dinyatakan sebagai abnormal bila meyimpang dari mayoritas. Dengan demikian orang yang jenius sama-sama abnormalnya dengan seorang idiot., sedang orang jujur sama abnormalnya dengan komunitas yang tidak jujur.
2.   Abnormal menurut konsepsi patologis
Berdasarkan konsep ini tingkah laku individu dinyatakan tidak normal bila terdapat symptom-simptom ( tanda-tanda) klinis tertentu misalnya ilusi, halusinasi,fobia,sdt
3.   Abnormal menurut konsepsi penyesuaia pribadi
Bila dalam menghadapi masalah dirinya menunjukan kecemasan, kesedihan,ketakutan, dst. Yang pada kahirnya malah tidak terpecahkan maka di katakana penyesuaian pribadinya tidak baik.
4.   Abnormal menurut konsepsi penderitaan/Tekana Pribadi
Prilaku di angap abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu.tidak semua ganguan (disorder) menyebabkan distress. Misalnya psikopat yang mengancam dan melukai orang lain tanpa menunjukan rasa bersalah atau kecemasan.
5.   Prilaku berbahaya
Prilaku yang menimbulkan bahaya bagi orang itu sendiri maupun orang lain dapat di katakana abnormal.
6.   Abnormal menurut konsepsi Sosio-kultural
Jika penyesuaian yang bersangkutan tidak mampu menagani  setiap masalah yang di hadapi dan menunjukan kecemasan, kesedihan dst yang pada akhirnya masalahnya tidak terpecahkan bahwa di katakana penyesuaian pribadinya tidak baik.
7.   Abnormal menurut konsepsi Kematangan pribadi
Individu mengalami Ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena abnormalitas yang di deritanya. Misalnya pemakai narkoba di angap abnormal karena pemakaian narkoba telah mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menjalankan fungsi akademik social dan pekerjaan.
8.   Gejala “salah suai” (malajudgement)
      Abnormalitas di pandang sebagai ketidak efektifan individu dalam menghadapi,menanggapi, menagani atau melaksanakan tuntutan-tuntutan dari lingkungan fisik dan sosialnya maupun yang bersumber dari kebutuhan sendiri.kreteria semacam ini jelas bersifat negative, artinya tidk memperhitungkan fakta bahwa seorang individual dapat berpenyesuaian baik.

D.    Defenisi Bipolar Disolder
      Bipolar Disorder atau ganguan bipolar, adalah sejenis penyakit psikologis, yang ditandai dengan berkurannya mood (perasaan) yang sangat ekstrim,yaitu berupa depresi dan mania. Selain itu, bipolar disorder di tandai dengan perubahan mood yang drastis. Istilah ini (bipolar disorder) mengacu pada suasana hati penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang ekstrim. Penyakit bipolar juga, juga dikenal sebagai penyakit manic-depressive, yaitu penyakit otak yang menyebabkan perubahan-perubahan yang tidak biasa pada suasana hati, energi, tingkat-tingkat aktivitas, dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas harian.gejala-gejala dari penyakit bipolar adalah keadaan suasana hati mereka yang berada dari naik dan turun yang normal yang setiap orang melaluinya dari waktu ke waktu.
      Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana hati yang baik (mood high) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan tetapi, seseorang yang menderita bipolar disorder memiliki mood swings yang ekstrim yaitu pola perasaan yang mudah berubah secara drastic. Suatu ketika, seorang mengidap bipolar disorder bisa merasa sangat antusias dan bersemangat (mania) namun, ketika mood-nya berubah buruk, ia bisa sangt depresi, pesimis,nputus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri.

E.     Faktor-faktor penyebab penyakit Bipolar Disorder
1.      Genetika
Gen adalah factor umum penyebab Bipolar Disorder (BD) seseorang yang lahir dari orang tua yang saalah satunya mengidap penyakit BD memiliki resiko mengidap yang sama besar 15-30% dan bila kedua orang tuanya mengidaap BD maka akaan50-75% anak-anak beresiko mengidap BD. Namun tidak semua orang dengan kerentanan mewarisi penyakit berkembang, yng menunjukkan bahwa gen bukanlah satu-satunya penyebabnya.
2.      Faktor fisiologis
Faktor pemicu yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau pristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Contoh hubungan dari perseorang antara  lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat.sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah, dan di pecat dari pekerjaan.
3.      Faktor biologis
Kelainan di otak juga di angap dapat menjaadi penyebab penyakit ini.korteks prefrontal, amygdale, dan hippocampus merupakan bagian dari otak yang terlibat dalam respon emosi (mood) peneliti lain menunjukan ekspresi oligodeendrosit-myelin berkurang pada otak penderita bipolar.seperti yang di ketahui oligodeendrosit-myelin  menghasilkan membrane myelin yang membungkus akson sehingga mampu mempercepat hantaran konduksi antar saraf. Bila jumlahnya berkurang maka dapat di pastikan komunikasi antar saraf tidak berjalan dengan lancer`
4.      Lingkungan
a.       Stress peristiwa kehidupan stress dapat memicu ganguan bipolar pada seseorang dengan kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan perubahan drastis atau tiba-tiba baik atau buruk seperti akan menikah, akan pergi keperguruan tinggi, kehilangan orang yang dicintai, dipecat.
b.      Penyalah gunaan zat
Meskipun penyalah gunaan zat tidak menyebabkan ganguan bipolar, itu dapat membawa pada sebuah episode dan memperburuk perjalanan penyakit.obat-obatan seperti kokain,ekstasi,dan amphetamine dapat memicu mania, sedangkan alcohol dan obat penenang dapat memicu depresi.
c.       Obat-obat tertentu
Terutama obat-obatan anti depresan, bisa memicu mania. Obat lain yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu over-the-counter, penekanan nafsu makan,kafein,kortikosteroid,dan obat tiroid
d.      Perubahan Musim
Episode mania dan depresi sering mengikuti pola musiman.manic episode lebih sering terjadi selama musim panas, dan episode depresif lebih sering terjadi selama musim dingin,musim gugur,dan musim semi (untuk Negara dengan 4 musim).
e.       Kurang Tidur
Rugi tidur bahkan sesedikit melewatkan beberapa jam istirahat bisa memicu episode mania.

F.     Gejala-gejala Bipolar Disolder
 Ada  empat episode yang menandai penyakit Bipolar Disolder ini, yaitu episode deprsi,mania,hipomania, dan campuran
a.       Episode Depresi
Gejala-gejala dari tahap depresi bipolar disorder adalah sebagai berikut ini :
1)      Kesedihan dan menagis secara umum.
2)      Mengalami kesulitan tidur (insomnia) atau terlalu banyak tidur (hiporhypersomnolence).
3)      Kehilangan nafsu makandan penurunan nafsu makan dan sebaliknya.
4)      Menarik diri dari pergaulan, hilangnya rasa percaya diri.
5)      Kehilangan rasa suka terhadap hal-hal yang menyenangkan saat penderita dalam kondisi normal.
6)      Merasa pesimis, ptus asa, tidak ada yang bersedia membantu, tidak bernilai atau berharga. Dan tidak diinginkan.
7)      Terjadi konplikasi pada organ lainnya yang di sebabkan oleh sugesti yang buruk terhadap kesehatannya
8)      Memiliki respon yang lambat saat berbicara, kesulitan untuk berkomunikasi,selalu berfikiran yang tidak jelas dan bingung.
9)      Perkejaan dan hubungan interpersonal tergangu.
10)  Merasa tidakberdaya dan benar-benar berfikiran tentang cara membunuh diri sendiri.
                        Hampir semua penderita Bipolar Disorder mempunyai fikiran tentang bunuh diri dan 30 % di antaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara.
b.      Episode Mania
Gejala-gejala dari tahap Mania Bipolar Disorder adalah sebagai berikut:
1)      Merasa sangat bersemangat, penuh energy, dan siap untuk apa pun.
2)      Berprilaku agresif, intolera, terkadang membosankan,cepat marah, tidak asabaran serta berprilaku ugal-ugalan.
3)      Penurunan kebutuhan untuk tidur karena selalu aktif beraktifitas.
4)      Memiliki rencana yang realistis,suka berlibur dan bersenang-senang serta peningkatan hubungan seksual.
5)      Kepercayaan diri yang meningkat, tidak takut pada apa pun.
6)      Suka berbicara dengan cepat dan melompat dari subjek yang satu ke subjek yang lain.
7)      Keputusan tentang bisnis dan keuangan selalu terburu-buru tanpa memperhatikan akibatnya.
8)      Memilih pakaian dan make up yang mendukung suasana hatinya yang ceria
9)      Hubungan social dan pekerjaan terganggu.
10)  Meminta angota keluarga atau orang lain untuk memperhatikannya dan merasa tidak memerlukan orang lain.
11)  Mengalami gejala psychotic yaitu delusion ( kepercayaan palsu) dan halusinasi ( melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata.
12)  Muncul banyak ide dan gagasan yang berlebihan dan terkesan muluk-muluk.
                        Menurut Weisbreg (1994) perubahan mood memengaruhi motivasi untuk menghasilkan karya kreatif dari pada proses kreaatif itu sendiri.seorang penderita Bipolar disorder yang berada pada tahap mania cenderung lebih berani mengeluarkan fikirannya dari pada seseorang tanpa Bipolar Disorder. Penyakit ini banyak ditemukan pada orang-orang yang terlibat dalam dunia seni. Sejumlah artis, composer, dan penulis yang mempunyai riwayat Bipolar Disorder dikenal dapat menghasilkan karya-karya yang baik. Bahwa para sejarawan percaya bahwa Vincent Van Gogh mengidap Bipolar Disorder. Keadaan mania dapat memicu kreatifitas terkait dengan adanya peningkatan mood,pikiran yang muncul dengan tiba-tiba, dan kemamouan menghubunhubungkan ide dan gagasan.
c.       Episode Hipomania
Tahap Hipomania mirip dengan Mania. Perbedaan adalah penderita pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk di diagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama seperti mania. Gejala-gejala dari tahap Hipomania Biplar Disorder adalah:
1)      Bersemngat dan penuh energi, muncul kreativitas.
2)      Bersifat optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif dan cepat marah.
3)      Penurunan kebutuhan untuk tidur.
d.      Episode Campuran (Mixed State Episode)
Dalam konteks Bipolar Disorder, Mixed State adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energy yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlau lalang di kepala, agresif, dan panic (mania) aka tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berfikiran negative terjadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi berganti dan berulang-ulang dalam jangka waktu yang relative cepat.alkohol,narkoba, dan obat-obat anti pedresan sering di konsumsi oleh si penderita saat brada pada episode ini. Mixed State bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita Bipolar Disorder. Pada episode ini penderita paling banyak memiliki keinginan bunuh diri karena kelelahan, putusasa, delusi, dan halusinasi. Gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut :
1)      Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
2)      Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
3)      Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
4)      Terkadang lupa akan hutang dan tagihn seperti ; tagihan listrik,telepon dll.
           
G.    Cara-cara untuk mengatasi Bipolar Disorder
1.      Dapatkan pendidikan tentang cara mengatasi ganguan. Pelajari sebanyak yang anda bisa tentang bipolar. Semakin banyak anda taahu semakin baik andaa akan beraada dalam membantu memulihkan anda sendiri
2.      Jauhi stress. Hindari stress tinggi dengan menjaga situasi keseimbangan antara pekerjaan dan hidup sehat, dan mencoba teknik relaksasi seperti meditasi,yoga, atau pernapasan dalam.
3.      Mencari dukungan. Sangat penting memiliki orang yang dapat anda berpaling  untuk meminta bantuan dan dorongan. Coba lah bercerita dengan teman yang bisa di percaya.
4.      Buatlah pilihan yang sehat. Sehat tidur,makan, dan berolahraga kebiasaan dapat menstabilkan suasana hati anda.
5.      Monitor suasana hati.memperhatikan tanda-tanda bahwa suasana hati anda sedang berayundiluar kendali sihingga anda dapat menghentikan masalah sebelum dimulai.
6.      Psikotrapi keluarga adalah di perelukaan untuk mengajarkan keluarga untuk ganguan mood serius yang trerdapat terjadi pada anak-anak saat terjadinya stress keluarga yang berat.beberapa jenis psikoterapi :
a.       Coknitive bhvioral therapy (CBT) membantu pennderita gangguan Bipolar untk memngubah pola pikir dan prilaku negatif.
b.      Family-focuset therapy melibatkan ganggota keluarga. Terapi ini memfokus kan pada komunikasi dan pemecahan masalah.
c.       Interpersonal and social rhythm therpay membantu penderita gangguan Bipolar meningkatkan hubungan  social dengan orang lain dan mengatur aktifitas harian mereka.
d.      Psychoeducation mengajarkan pada penderita gangguan Bipolar megenai penyakit yang mereka derita beserta dengan penata laksanaannya. Terapi ini membantu penderita mengenali gejala awal dari episode baik manik maupun depresi sehingga mereka mendepatkan terapi sedini mungkin. 










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
          Ganguan mood merupakan suatu sindrom yang terdiri dari tanda-tanda dan gejala-gejala yang berlangsung dalam hitungan minggu hinga bulan yang mempengaruhi fungsi dan pola kehipan sehari-hari. Kelain fundamental dari kelompok ganguan ini adalah perubahan suasana perasaan (mood) atau efek, biasa kea rah defresi atau kea rah elasi ( suasana perasaan yang meningkat). Faktor yang berperan sebagai penyebab ganguan mood adalah faktor biologis faktor genetika dan faktor lingkungan.penatalaksaan untuk ganguan mood adalah dengan terapi pisiko social dan farmakoterapi.


B.     Saran
    Saran yang dapat kami sampaikan kepada pembaca adalah semoga dengan adanya makalah ini kita lebih bisa mengenal mengenai masalah yang terjadi dengan mood kita dan agar tidak terjadi bipolar disorder maka perlu pengawasan sejak dini.








Daftar Pustaka

Carson, C, Robert: Butcher, N, James. 1992. Abnormal Psychology and modrn life.
Daggreyanii.blogspot.com\2015\2.